Bagaimana
jadinya jika ternyata kehidupan itu saling bertautan antar zaman??. Tapi...
hmmm... tunggu dulu, nampaknya pertanyaan ini adalah pertanyaan bodoh. Jelas
saja, kehidupan itu saling bertautan antara kehidupan yang satu dengan
kehidupan yang lainnya. Entah itu masa lalu, masa sekarang ataupun masa depan.
Lalu, siapa yang bodoh?? Ya... yang
membuat pertanyaan ini... siapa??.. siapa lagi... hehe J
Katastrofa Cinta adalah
sebuah novel lintas zaman karya Afifah Afra. Ada dua zaman yang diceritakan
dalam novel ini dengan dua tokoh utama yang berbeda. Zaman sebelum merdeka,
yaitu cerita di mulai dari tahun 1936 dan zaman reformasi pada tahun 1999-an.
Diceritakan tentang dua
orang wanita yang sama-sama jatuh pada sebuah pesakitan kehidupan. Betapa
keadaan sekitar mulai mengoyak hidupnya.
Ketika Astuti, wanita
yang dilahirkan dari lingkungan sebuah kerajaan di Solo, harus memulai
masa-masa peliknya. Perang Dunia II yang mulai pecah menghancurkan segalanya.
Astuti, yang waktu itu masih berumur 5 tahun, harus kehilangan keluarganya.
Ayah yang disandera dan Ibu yang dijadikan budak pemuas nafsu para penjajah.
Untunglah Astuti berhasil melarikan diri. Tapi, ke-lolos-annya itu bukan
berarti ia lolos juga dari semuanya. Di luar sana banyak tangan-tangan jahil
bin keji yang siap menerkamnya. Lolos dari tangan satu tapi tertangkap lagi
oleh tangan lainnya yang menawarkan perlindungan tapi menikam di belakang. Atas
dasar balas budi, Astuti pun menjadi wanita pemuas laki-laki dengan
mengandalkan parasnya yang cantik. Hingga semuanya melekat pada diri Astuti.
Melekat pada perangai Astuti. Hingga ia ikut masuk dengan anggota Gerwani.
Perjalanan buruk Astuti pun dimulai.
Berbeda dengan tokoh
aku, gadis keturunan Cina yang hari-harinya mulai terkoyak karena sebuah
reformasi. Ketika mahasiswa ramai demo dimana-mana. Ketika salah satu mahasiswa
tertembak mati. Ketika massa mulai beringas. Lalu penjarahan pun terjadi
dimana-mana. Orang-orang keturunan Cina menjadi tumbal. Mereka diincar. Dan
dari situlah semuanya dimulai. Tokoh aku yang mempunyai nama Cempaka, terkoyak
kehormatannya. Keluarganya berantakan. Ayahnya gila. Ibunya bunuh diri. Dan
kedua kakaknya entah kemana. Dan Cempaka pun terganggu mentalnya, hingga Ia
harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Tapi, suatu hari Cempaka berhasil kabur. Ia
pun dipertemukan dengan nenek-nenek yang berwajah buruk. Di mana sebagian
tubuhnya telah dibantu oleh kayu.
Persahabatan diantara
keduanya terjalin. Sang nenek yang berusaha selalu melindunginya berhasil
membantu menyembuhkan kejiwaan Cempaka.
Novel ini dibalut
dengan unsur kedaerahan yang kental. Setting yang kuat. Hingga ketika penulis
menceritakan perbedaan zaman pun tak terlalu membingungkan.Bahasa yang nyastra
membuat buku ini semakin terasa mengigit. Alur yang menceritakan perjalanan
masing-masing tokoh utama dalam menghadapi arus kehidupannya. Pun dengan
endingnya yang dikemas secara apik. Ditambah lagi dengan beberapa tokoh-tokoh
yang mendukung cerita ini
Dari novel ini, saya
banyak belajar tentang betapa sesal selalu datang di akhir. Tapi memang keadaan
yang menimpa tokoh sangatlah pelik. Terutama untuk tokoh Astuti. Betapa
kejamnya dampak dari sebuah pemerintahan yang terkoyak.
Jakarta, 29 Maret 2012
Weiss udah kelar bacanya ya... reviewnya bagus ^^d aku juga pingin ngereview tapi nggak jadi2 he..he..
BalasHapusudah mbak, satu hari kelar... ini lagi seneng nulis review :)
Hapus