Halaman

Senin, 30 April 2012

Lesehan Ilmu



Jika biasanya sebuah lesehan itu diartikan sebagai tempat makan di mana kita duduk ngampar tanpa sebuah bangku satu pun, maka lesehan yang ini adalah sebuah lesehan yang lain dari biasanya. Sebuah lesehan tanpa makanan, tapi menu yang tersaji sungguh sangat luar biasa dan menggoda. Hmm.. slurrrup!! J

Apa sih menunya itu??

Ilmu. Ya ilmu. Ilmu kepenulisan lebih tepatnya.

Lesehan ilmu. Biar saya menyebutnya begitu untuk pertemuan Pramuda 16 FLP Jakarta ini. Ya, kami duduk ngelemprok di depan ruangan audio visual museum mandiri. Meskipun demikian ini menjadi sebuah pertemuan yang istimewa bagi kami. Dengan begini rasa kekeluargaan begitu sangat terasa. Dan eeeh... ada yang ngiderin biskuit juga. Oooops!! J

Untuk pertemuan kali ini, dua jam yang tersedia diisi mbak Ifa Avianty, seorang penulis yang sudah menulis sekitar 30-an buku. Beliau berbagi tentang dunia kepenulisan kepada kami pramuda 16.
Menurut mbak Ifa, menulis itu butuh waktu supaya benar-benar menjadi sebuah karya yang berbobot, yang bisa membuat kepuasan tersendiri di hati pembacanya. Bukan asal buat saja.

Untuk menghasilkan karya yang baik, mbak yang satu ini menyuguhkan menu ilmu yang benar-benar yummy banget.

Apa sih yang disuguhkannya itu??

Menurut beliau untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik kita perlu memperhatikan  beberapa tahapan berikut:
  •    Jeli menangkap ide
Untuk bisa menangkap ide dengan baik, gunakanlah semua panca indera kita untuk melihat lingkungan. Bukan hanya mata saja tapi juga melihat dengan hati. Lalu cobalah untuk mengikatnya dalam sebuah coret-coretan kecil.
  •    Mengasosiasikan ide
           Dari hasil tangkapan ide tadi yang berupa coret-coretan kecil, cobalah menggabung-                       
           gabungkannya hingga menjadi sebuah ide yang nyambung.
  •    Ketelitian
           Sebuah novel yang baik, ditunjang dengan ketelitian kita dalam menggarapnya. Ketelitian     
           tentang  tokoh-tokoh kita, tentang setting-nya, dan ketelitian-ketelitian yang lainnya.
  •   Berusaha untuk menghidupkan novelnya
           Usahakanlah semua unsur yang ada dalam novel kita bisa terasa hidup
           Cobalah membuat tokoh kita layaknya manusia biasa, bukan evil 100% dan                           
           bukan angel 100%. Sementara untuk karakter, sebaiknya kita membuat pohon                   
           karakter  terlebih dahulu supaya kita bisa lebih mengenal mereka.
  •    Cobalah melakukan riset pasar sebelum menulis.

Meskipun berkali-kali harus ganti posisi duduk karena kesemutan, tapi itu semua begitu menyenangkan bagi kami. Menyantap ilmu, dimanapun tempatnya akan terasa begitu mantap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar