Yeah... Setelah seharian ini galau, capek, pusing,
tidak melakukan apa-apa, lemas, alhamdulillah... sekarang saya sudah bisa
berpikir jernih lagi. Buku “Sang Pemusar Gelombang” karya M. Irfan
Hidayatullah berhasil membuat saya melek. Melek bahwa, hei... kau
pemuda, ayo bertindak menengakkan kehidupan yang memang harus berdiri tegak!
Pun, melek untuk senantiasa berjuang selalu di jalan-Nya. Yah, minimalnya untuk
senantiasa move-on ke arah yang lebih baik lagilah :)
Inti yang saya dapatkan dari buku ini adalah bahwa
jika kehidupan ini benar-benar kita pusarakan pada Ad-Dienul Islam dengan Allah
yang maha Esa sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya maka
kehidupan ini benar-benar akan mencapai sebuah kejayaannya.
Ada satu hal yang menarik dari buku ini, okelah..
saya petikkan dari dialog antara tokoh Randy(RD_albanna) dan
Hasan(seseorangitu) dalam sebuah chatt-nya yang membahas tentang sosok Syeikh
Hasan Al-Banna. Yang menarik menurut saya adalah tentang Nizham Qur’ani.
Jadi, apa itu
Nizham Qur’ani? Nizham Qur’ani atau lebih sederhananya peraturan Qur’ani adalah
sebuah sistem yang jelas berbeda dengan sistem buatan manusia atau filsafat.
Sistem ini lebih menekankan pada aplikatif Ilahiah, lebih konkrit lagi dengan
mengamalkan amalan fardhu.
Nizham Qur’ani kalau dilaksanakan maka akan
menciptakan manusia yang dapat melaksanakan sekian banyak tugas kehidupan atau
multitasker.
Teori Quantum adalah saat ruh betul-betul didekatkan
pada Nizam Qur’ani, yakni pada keharusan penyerahan diri kepada Tuhan, pada
kerendahan diri di hadapan kekuasaan-Nya, dan ikhlas, maka ia akan mengalami
loncatan. Hal inilah yang terjadi pada Rasulullah, seporang lelaki buta huruf
yang dapat menaklukkan peradaban. (Sang Pemusar Gelombang, hal. 290-291 --> ini
adalah bagian halaman yang paling saya suka dari buku ini :))
Hmm, luar biasa bukan?
Oke, sekilas tentang Sang Pemusar Gelombang. Kalau
dari pengamatan saya sih,hehe.. buku ini menceritakan tentang 3 pemuda (galau)
yang sedang dalam pencarian jatidiri. Mencari tentang sebenarnya untuk apa
hidup itu? Mencari apa? Maka, 3 orang pemuda ini dihadapkan dengan seorang
Syeikh abad pertengahan 20-an, Hasan Al-Banna.
Hasan Al-Banna adalah seorang pejuang muda yang
berasal dari wilayah Al-Buhairah,Mesir. Dimana prestasi-prestasinya sudah
ditunjukkan semenjak beliau berumur 13 tahun. Di usianya yang ke-13 tahun ini,
beliau sudah mengikuti demonstrasi revolusi melawan pemerintahan Inggris 1919.
Dan di usaianya yang ke-14 tahun beliau sudah menghafal al Quran. Luar biasa
bukan? Cocok sekali untuk kita-kita yang (mungkin) kini sedang mengalami krisis
pemuda. Apalagi dengan ‘galau’ dan bahasa ‘alay’-nya Ciyuuus? Miapaaah? Haha.. :)
Hmm, dan satu lagi tentang Syeikh Hasan Al-Banna,
beliau berhasil membentuk ‘Ikhwanul Muslimin’ yang begitu berkembang pesat
tidak hanya meliputi Asia dan Afrika saja, tapi juga merambah hingga Andalusia,
Prancis dan sebelah Barat laut Italia. Luar Biasa!
Oke, dari pada kita-kita mengidolakan
boyband-girlband yang cuma lipsing doang, mending juga kita ngidolain sosok
Syeikh Hasan Al-Banna dan juga tentunya Rasulullah dong... Keep Move on!!
Catatan kecil : ini tulisan ada di buku diary saya 08
November 2012. Dengan sedikit perombakan bahasa, saya posting saja di sini.
Rencananya sih saya juga pingin ikuti lomba resensi bukunya yang sekarang
sedang berlangsung, tapi belum kelar juga, hihi ...*ketok pala Ika J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar