Halaman

Kamis, 22 November 2012

Move On bersama Nizham Qur'ani


Yeah... Setelah seharian ini galau, capek, pusing, tidak melakukan apa-apa, lemas, alhamdulillah... sekarang saya sudah bisa berpikir jernih lagi. Buku “Sang Pemusar Gelombang” karya M. Irfan Hidayatullah berhasil membuat saya melek. Melek bahwa, hei... kau pemuda, ayo bertindak menengakkan kehidupan yang memang harus berdiri tegak! Pun, melek untuk senantiasa berjuang selalu di jalan-Nya. Yah, minimalnya untuk senantiasa move-on ke arah yang lebih baik lagilah :)

Inti yang saya dapatkan dari buku ini adalah bahwa jika kehidupan ini benar-benar kita pusarakan pada Ad-Dienul Islam dengan Allah yang maha Esa sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya maka kehidupan ini benar-benar akan mencapai sebuah kejayaannya.

Ada satu hal yang menarik dari buku ini, okelah.. saya petikkan dari dialog antara tokoh Randy(RD_albanna) dan Hasan(seseorangitu) dalam sebuah chatt-nya yang membahas tentang sosok Syeikh Hasan Al-Banna. Yang menarik menurut saya adalah tentang Nizham Qur’ani.

Jadi,  apa itu Nizham Qur’ani? Nizham Qur’ani atau lebih sederhananya peraturan Qur’ani adalah sebuah sistem yang jelas berbeda dengan sistem buatan manusia atau filsafat. Sistem ini lebih menekankan pada aplikatif Ilahiah, lebih konkrit lagi dengan mengamalkan amalan fardhu.

Nizham Qur’ani kalau dilaksanakan maka akan menciptakan manusia yang dapat melaksanakan sekian banyak tugas kehidupan atau multitasker.

Teori Quantum adalah saat ruh betul-betul didekatkan pada Nizam Qur’ani, yakni pada keharusan penyerahan diri kepada Tuhan, pada kerendahan diri di hadapan kekuasaan-Nya, dan ikhlas, maka ia akan mengalami loncatan. Hal inilah yang terjadi pada Rasulullah, seporang lelaki buta huruf yang dapat menaklukkan peradaban. (Sang Pemusar Gelombang, hal. 290-291 --> ini adalah bagian halaman yang paling saya suka dari buku ini :))

Hmm, luar biasa bukan?

Oke, sekilas tentang Sang Pemusar Gelombang. Kalau dari pengamatan saya sih,hehe.. buku ini menceritakan tentang 3 pemuda (galau) yang sedang dalam pencarian jatidiri. Mencari tentang sebenarnya untuk apa hidup itu? Mencari apa? Maka, 3 orang pemuda ini dihadapkan dengan seorang Syeikh abad pertengahan 20-an, Hasan Al-Banna.  

Hasan Al-Banna adalah seorang pejuang muda yang berasal dari wilayah Al-Buhairah,Mesir. Dimana prestasi-prestasinya sudah ditunjukkan semenjak beliau berumur 13 tahun. Di usianya yang ke-13 tahun ini, beliau sudah mengikuti demonstrasi revolusi melawan pemerintahan Inggris 1919. Dan di usaianya yang ke-14 tahun beliau sudah menghafal al Quran. Luar biasa bukan? Cocok sekali untuk kita-kita yang (mungkin) kini sedang mengalami krisis pemuda. Apalagi dengan ‘galau’ dan bahasa ‘alay’-nya Ciyuuus? Miapaaah? Haha.. :)

Hmm, dan satu lagi tentang Syeikh Hasan Al-Banna, beliau berhasil membentuk ‘Ikhwanul Muslimin’ yang begitu berkembang pesat tidak hanya meliputi Asia dan Afrika saja, tapi juga merambah hingga Andalusia, Prancis dan sebelah Barat laut Italia. Luar Biasa!

Oke, dari pada kita-kita mengidolakan boyband-girlband yang cuma lipsing doang, mending juga kita ngidolain sosok Syeikh Hasan Al-Banna dan juga tentunya Rasulullah dong... Keep Move on!!

Catatan kecil : ini tulisan ada di buku diary saya 08 November 2012. Dengan sedikit perombakan bahasa, saya posting saja di sini. Rencananya sih saya juga pingin ikuti lomba resensi bukunya yang sekarang sedang berlangsung, tapi belum kelar juga, hihi ...*ketok pala Ika J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar