Halaman

Senin, 27 Februari 2012

Bincang Kepenulisan Bersama Kang Arul



Setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam, akhirnya saya sampai juga di Taman Ismail Marzuki(TIM). Tepatnya di ruangan Hb.Jassin-lah pertemuan perdana FLP Jakarta angkatan 16 ini dilaksanakan. Hmm... sudah banyak yang datang rupanya. Dan yah ... akhirnya saya mendapat bangku di urutan belakang.

Pertemuan pertama ini diisi oleh Kang Arul dengan mengusung tema “ Menulis antara sebagai hobi dan profesi”. Kang Arul yang mengaku telah mulai menulis dari tahun 1989 ini, ternyata sudah memiliki 305 judul buku. Dan sebentar lagi beliau akan menggenapkannnya menjadi 306 buku. Wow... angka yang luar biasa bukan?.

Di awal perbincangan, Kang Arul selalu menekankan “bertobatlah anda untuk menjadi seorang penulis, karena anda telah berada pada jalur yang sesat”. Nah loh? Ini bukannya menyemanagati tapi malah men-down-kan para penulis pemula. Tapi, itulah Kang Arul, dengan gaya santainya beliau hanya ingin menekankan bahwa menulis bukanlah perkara yang mudah. Menjadi penulis itu bukan hanya sekedar membayangkan, membayangkan dan membayangkan saja hingga ujung-ujungnya setress pun melanda. Ih... syerem ya. J

Menulis bukan lagi sekedar hobi, yang jika selesai lalu sudahlah. Menulis di sini adalah menulis yang bisa menembus penerbitan dan juga dinikmati di pasaran. Tentu untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah. Di sini kang Arul berbagi tentang bagaimana menjadi penulis yang cerdas. Mulai dari timing menulis sampai masuk penerbitan. Bagaimana syarat naskah yang baik sampai bagaimana cara memikat hati editor hanya dengan kata pengantar saja.

Penerbit dalam menerbitkan sebuah buku tentu tidak sembarangan. Mengingat biaya yang dikeluarkan oleh penerbitan untuk menerbitkan sebuah buku itu sangatlah besar. Maka penerbit pun sangat selektif dalam memilih naskah-naskah yang masuk. Ditambah lagi ada beribu-ribu orang di luar sana yang menunggu hal yang sama seperti kita, dengan kemampuan yang beragam tentunya. Maka dari itu kita harus benar-benar cerdas dalam hal ini. Kita harus tahu tema apa yang tengah digandrungi oleh masyarakat. Mengapa harus demikian? Dengan hal ini setidaknya kita bisa menghemat waktu dalam menulis sehingga tulisan yang dihasilkan pun tidak sia-sia.Untuk hal ini kita harus sering-sering berkunjung ke toko buku. Selain itu   menjalin komunikasi dengan penerbit sangatlah penting. Dekati penerbit, itu adalah salah satu saran dari kang Arul untuk kita para penulis pemula.

Dalam pertemuan kali ini pun, Kang Arul menampilkan beberapa daftar peluang menjadi seorang penulis. Ternyata menulis itu bukan hanya sekedar menulis cerpen atau novel saja loh. Menjadi editor, penulis resensi, penulis naskah drama, jurnalis , pengelola konten situs, proofreader dan masih banyak lagi yang lainnya, ini termasuk profesi yang masih berkaitan erat dengan dunia kepenulisan.

Acara benar-benar berlangsung seru. Ini terlihat dari peserta yang begitu antusias mengikuti dan menyimak pelatihan ini. Ditambah dengan penjelasan kang Arul yang disampaikan secara santai.

Dan kesimpulan yang bisa didapat adalah bahwa untuk menjadi seorang penulis yang bisa menembus banyak media itu dibutuhkan perjuangan yang luar biasa. Mari untuk tetap semangat dalam menulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar