Halaman

Selasa, 18 Oktober 2011

Karna Kau Istimewa, Selamat berjuang, cinta




Ketika Kau menyeruakkan lantang tentang apa yang kau sebut cita-cita.
Maka di sana akan ada berbagai sebuah nyata, yang akan membuatmu tetap berjalan atau malah mundur meninggalkan medan laga.

Sini, kemarilah mendekat. Biar kubisikkan padamu.
Tak perlu ragu, tak perlu malu, tak perlu terlalu sembilu begitu.
Tatap saja semua. Sugesti adalah senjata. Kekuatan akan bersama sugesti anda.

Atau jika malah nyata berbicara akan suatu beda
Santai saja, justru kau akan mengenal suatu yang tak kau duga, bukan?

Masih ingatkah kau wahai cinta?
Tentang lantunan terindah yang menggema memecah mayapada?

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui ( Al- Baqarah; 216)

Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) jika kamu adalah orang-orang yang beriman (QS Al Imran ; 139)

Kalau sudah begitu, bagaimana?
Apa kau masih bermuram durja? Tak pantaslah kau begitu, cinta.
Mari tatap medan bersama. Sunggingkan senyum sukacita. Kau istimewa. Kau adalah pejuang yang berbahagia. Pelangi menunggumu, cinta.

Dan kini, Selamat Berjuang Untukmu, duhai cinta.


Jakarta, 18 Oktober 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar